Jumat, 19 September 2014

Lirik Lagu JKT48 - Kokoro no Placard ~Message On Placard~ Papan Penanda Isi Hati

#
Payayayaya...
Payayayaya...
Payayayaya...
Payayayaya...
#

Won’t you look this way
For a little while
I want you to realize
I am by your side

Won’t you look this way
Five seconds will do
Won’t you look at me that’s
right here next to you

Although in reality
Even if your eyes see me
It passes by
And there’s no time
For us to say anything

[REFF]
Message on a placard from my heart
If you could just take a look at me
Surely you would understand
how I really feel

If I write down everything on this
Just to say that I really like you
Though my chest is beating fast
Though my palms are sweating now
I’ll tell you that I love you

#
Payayayaya...
Payayayaya...
Payayayaya...
Payayayaya...
#

Give me a chance
Just one chance is fine
Saying my prayers on my own
Waiting for a sign

Give me a chance
Even if unplanned
Come and look at me
Turn and look my way

I should get it together
I should go and say hello
But saying it is easier
It’s so much harder to do

[REFF]
Message on a placard from my heart
Wish my hand could go into my mouth
There is a lot on my heart
So take it away

You should know that I really like you
If there is some way I can tell you
Even if there’s no reply
And even if it’s hard to try
It could make me happy

#
Everybody has a way
Looking for the words to say
Somewhere in them, there is a place
Way deep down, inside their heart
#

[REFF]
Message on a placard from my heart
If you could just take a look at me
Surely you would understand
How I really feel

If I write down everything on this
Just to say that I really like you
Though my chest is beating fast
Though my palms are sweating now
I’ll tell you that I love you

Message on a placard from my heart
Hey, why don’t you let it all go out?
And tell me what you’re thinking
Be honest with me

If you can’t say what you are feeling
It’s okay to put it in writing
What you want to show to me
What you want to say to me
Look at me and read my sign..

#
Payayayaya...
Payayayaya...
Payayayaya...
Payayayaya...
Payayayaya...
Payayayaya...
Payayayaya...
Payayayaya...
#


Sabtu, 14 Juni 2014

Lirik Lagu JKT48 - Gingham Check (Fulll Version)



Walaupun aku sangat menyukai dirimu
Ku selalu menyembunyikannya
Kau yang berjalan mendorong sepeda
Tertawa lepas dengan polosnya

Sampai ke tempat kerja
Di jalan tepi pantai
Sang matahari menggoda

Ging~ham Che~ck
Baju lengan pendek
Yang dirimu pakai
Tampak sangat keren
Rasa sayang dan kepedihan
Hati ini berpola kotak-kotak

Ging~ham Che~ck
Pola dari cinta
Blue White Blue
Mana yang ku pilih
Apakah ku ungkapkan saja
Perasaan bimbang ini
Gingham Check...

Laut didepan mata
Dengan warna birunya
Menceritakan segalanya
Satu kata sangat sederhana
Namun tidak dapat aku ucapkan

Karena aku penakut

Hubungan ini saja
Aku pun sudah bahagia

Ging~ham Che~ck

Musim pun berganti
Mulai dari kapan
Cardigan dipakai
Meskipun bukan berarti bisa
Menjalani ini sampai kapanpun

Ging~ham che~ck

Batas waktu cinta
Yes No Yes
Lewat pun tak apa
Karena kau teramat penting
Sampai tahun depan pun
Gingham Check...

Lautan pun berkilauan
Memantulkan cahaya
Perasaan ku yang bercampur ini
Sinar dan bayangan

Ging~ham Che~ck
Baju lengan pendek
Yang dirimu pakai
Tampak sangat keren
Rasa sayang dan kepedihan
Hati ini berpola kotak-kotak

Ging~ham Che~ck
Pola dari cinta
Blue White Blue
Mana yang ku pilih
Apakah ku ungkapkan saja
Perasaan bimbang ini
Gingham Check...

Minggu, 29 Desember 2013

Garam dan Telaga


Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pag, datanglah seorang anak muda yang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang masam. Tamu itu tampak seperti orang yang tidak bahagia.
Tanpa membuang waktu , anak muda itu menceritakan semua masalahnya. Orang tua yang bijak itu mendengarkan dengan saksama, Ia lal mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba minum ini dan katakab rasanya”, ujar orang tua itu.
“Pahit, pahit sekali”, jawab anak mudaitu sambil meludah ke samping.
Pak tua itu tersenyum, lalu Ia mengajak tamunya ini berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu bejalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.
Orang tua itu lalu kembali menaburkan segenggam garam ke telaga itu. Dengan sepotong kayu, diaduknya permukaan air hingga tercipta riak air yang mengusik ketenangan telaga itu.
“Coba ambil air telaga ini, dan minumlah!”
Saat pemuda itu selesai meneguk airitu, orang tua itu kembali bertanya, “Bagaimana rasanya?”
“Segar”, sahut pemuda itu.
“Apakah kamu merasakan garam dalam air itu?” tanya orang tua itu lagi
“Tidak”, jawab si anak muda.
Dengan bijak orang tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. “Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehiduan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.”
“Tapi pahit yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan, tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan pahit dan kegagalan dalam hidup, hanya akan ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”
Orang itu melanjutkan nasihatnya, “Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalh tempat kau menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu, dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar pada hari itu. Dan orang tua bijak itu kembali menyimpan “Segenggam garam”, untuk anak muda lain yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.