SKETSA “Syuting”
Cast : Leecia,
Minho.
Pengambilan gambar
dilangsungkan di sebuah ruangan persegi empat yang dihadiri oleh para kru
pembuatan film. Ruangannya dibentuk sedemikian mewah dan modern layaknya
seperti berada di apartemen bintang lima. Kenyataannya, pengambilan gambar
berlangsung di sebuah rumah sederhana. Itu pun masih milik salah seorang kru.
(Iritnya -,-)
Seorang sutradara
sedang memberikan arahan kepada Leecia dan juga Minho.
Sutradara :
Leecia dan juga Minho!
Kali ini kita akan melakukan adegan nomer empat puluh delapan. Coba dilihat naskahnya di
halaman dua puluh lima dan pahami isinya. Kita akan mulai shooting lima belas menit
kemudian. Jangan sampai membuat kesalahan dalam adegan ini. Kalian mengerti?
Mereka berdua
menggangguk. Setelah membaca sekilas sebagian dari naskah, Leecia sudah
melakukan protes. Rupanya ia tidak terlalu suka dengan adegan itu. Leecia
menoleh ke arah Minho dengan wajah jengkelnya itu.
Leecia :
Apa ini? Apa aku
harus membelai poni mu itu?
Minho balik
menatap Leecia kesal setelah omongannya itu.
Minho :
Siapa juga yang
mau dipegang olehmu. Aku juga gak suka tau.
Ucap Minho sambil
menjulurkan lidahnya.
Leecia :
Enak saja. Apa
yang membuatmu kesal? Seharusnya aku yang kesal. Dalam adegan ini kamu hanya
tertidur dengan lelap. Sedangkan aku, aku harus berekspresi sedih saat
menatapmu. Dan apa ini? Apa aku juga harus membelai rambutmu itu? Kenapa
peranku begitu dramatis dalam film ini.
Minho :
Aku juga gak suka!
Apalagi dipegang olehmu. Aku lebih suka menjadi peran Onew yang kutu buku dan
sangat pintar.
Leecia :
Pintar katamu? Apa
gak salah dengar aku?
Sinis Leecia.
Minho :
Memangnya kenapa?
Aku hanya ingin jika orang orang menonton film ini bila melihat ku mereka akan
beranggapan bahwa aku ini memang benar benar pintar bila aku berada di posisi
Beby.
Leecia :
Jangan mengkhayal!
Itu gak akan terjadi. Kalau aku, Peranku begitu terlihat menyedihkan di film
ini. Banyak sekali adegan menangisnya. Pasti nanti orang orang akan salah
paham, dikira aku ini cengeng lagi. Aku ingin sekali menjadi peran Taemin atau Jonghyun yang berwajah
killer itu. Aku ingin sekali melakukan adegan action seperti memanjat gedung
atau melompat dari ketinggian. Itu pasti sangat keren.
Minho :
Aku juga gak suka!
Aku lebih suka melakukan adegan tembak menembak layaknya perang. Atau mungkin
menjadi agen rahasia untuk memburu para penjahat. Dan aku harap penjahat itu
adalah kamu!
Sambil menunjuk Leecia.
Minho :
Supaya aku bisa
menembak mu. Dor!''
Tambah Minho
sambil memperagakannya.
Leecia :
Gak cocok tau.
Cocokan juga kamu menjadi peran anak manja yang suka merengek minta permen dan
boneka.
Balas Leecia.
Minho :
Enak saja!
Teriak kesal Minho.
Mereka berdua
malah saling berdebat, untung ada salah seorang kru yang menghentikannya.
Namanya Muhammad Athar. Lebih tepatnya dia seorang penata cahaya.
Athar :
Sudah, sudah.
Kalian ini. Untuk apa mempeributkan hal semacam ini. Ini semua hanya pura pura.
Kalian hanya tinggal mengikuti apa yang tertulis di naskah dan menunggu honor
datang.
Leecia :
Aku ingin tahu,
memangnya siapa sih penulis skenario dalam film ini?
Tanya heran Leecia.
Athar :
Hanya seorang pria
yang baru saja keluar dari pekerjaannya dan menjadi penulis amatiran.
Jawab athar
santai.
Minho :
Amatiran? Apa kita
bisa mempercayainya?
Ucap ragu Minho.
Athar :
Entahlah...
Sambil mengangkat
kedua bahu.
Sutradara :
Ayo semuanya
kumpul! Kita mulai adegannya.
Mereka semua
bersiap siap. Leecia mulai memerankan perannya. Ia berbaring di kasur.
Sedangkan Minho, ia tertidur lelap disampingnya.
CAMERA...
ACTION!
Establish Shoot :
Ruangan kamar Leecia.
Leecia mulai
membelai rambut Minho yang berantakan dengan tatapan penuh kasihan. Sembari
membelai ia mengucapkan dialognya.
Leecia :
Sejak kemarin
malam ia menjagaku. Penampilannya sudah gak karuan. Baju yang basah kuyup masih
saja dipakainya. Baru kali ini dia berpenampilan kayak gini. Malang se...
Tiba tiba saja Leecia
menghentikan dialognya. Ia melihat wajah Minho yang terlihat tidak serius.
Seperti ada yang ditahan tahan.
Minho mendadak
bangun sambil berteriak.
Minho :
Pit ! Pit ! Pit
dulu. Aku udah gak tahan. Aku udah kebelet mau ke toilet.
Leecia kesal.
Leecia :
Apa apaan dia?
Seenaknya saja.
Minho hanya cengar
cengir dan segera berlari ke luar menuju toilet.